Selasa, 09 Juli 2013

Ragam Cara Puasa Para Pemain Sepak bola

Di Benua Biru, Islam adalah agama minoritas sehingga kegiatan puasa jarang menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan sepak bola profesional. Ini menjadi ujian tersendiri bagi para pesepak bola muslim di Eropa. 
Puasa di tahun ini mungkin lebih ringan bagi para pesepakbola di Eropa karena bertepatan dengan masa liburan kompetisi. Namun tetap saja, mereka harus berlatih agar kondisi fisik mereka siap tempur saat kompetisi dimulai. Latihan secara rutin pun harus dijalani.
Jose Mourinho mengaku lebih senang jika pemain muslim di Real Madrid tidak berpuasa, terutama saat pertandingan, karena membawa efek pada penampilan pemain di lapangan.
Beragam pemain menyikapi ujian ini dengan cara yang beragam pula. Ada yang tetap menjalankan ibadah puasa meski harus tetap bertanding, seperti Frederic Kanoute. Pemain berdarah Prancis itu dikenal sebagai muslim yang taat. Saat masih memperkuat Sevilla, ia tetap berpuasa meski harus menjalani latihan dan pertandingan yang menguras tenaga.
Hal yang sama juga dilakukan gelandang Arsenal, Abou Diaby. Gelandang kelahiran Prancis keturunan Pantai Gading itu mengakui bahwa The Gunners lebih suka jika ia tidak berpuasa, agar performanya tetap terjaga.
“Tetapi mereka juga memahami bahwa ini adalah momen istimewa bagi saya dan mereka mencoba mengakomodasinya untuk membuat saya merasa lebih baik,” ujarnya seperti dilansirBBC.
Hal yang sama juga dilakukan Demba Ba, penyerang yang kini memperkuat Chelsea itu meminta pelatih untuk tidak mempedulikan puasanya.
“Setiap kali saya punya pelatih yang tidak senang dengan hal itu (puasa), saya bilang ‘dengar, saya tetap akan melakukannya. Jika penampilan saya tetap bagus, maka saya akan terus bermain. Jika jelek, silakan cadangkan saya, itu saja’,” kata Ba.
Sementara itu, sejumlah pemain lain dengan jujur mengakui bahwa puasa mereka masih bolong-bolong, terutama di saat hari pertandingan.
Mantan penyerang Stoke, Mamady Sidibe, mengatakan, “Ada beberapa pemain yang tetap berpuasa di hari pertandingan dan bermain dengan baik, itu tak masalah. Saya tegaskan bahwa saat hari pertandingan saya tidak berpuasa dan saya tak akan mencari-cari alasan.”
Mesut Ozil, yang kini bermain di Madrid, juga mengaku beberapa kali tidak kuat menjalankan ibadah puasa karena beratnya tuntutan fisik dalam profesinya.
“Sulit menjalankan puasa di saat Anda harus bertanding karena membutuhkan makan dan minum. Tapi, ketika libur, saya pasti menjalankan puasa,” ujarnya, dilansir Bild.
Hal senada diucapkan gelandang Manchester City, Samir Nasri. “Saya tidak bisa berpuasa di saat kompetisi berlangsung. Namun, tahun ini bertepatan dengan libur kompetisi. Saya bisa menjalankannya,” katanya.
Waktu berpuasa di Eropa rata-rata lebih lama dibandingkan di Indonesia secara khusus atau Asia secara umum. Di Inggris, pukul 03.00 dini hari sudah masuk waktu Subuh. Waktu berbuka puasa atau Maghrib pukul 21.00. Artinya, puasa di negara Ratu Elizabeth itu memakan waktu kurang lebih 18 jam.
Meskipun saat ini tengah memasuki musim panas, udara di Inggris tidak sepanas di Jakarta. Suhu rata-rata di sana berkisar 18-23 derajat celcius. Hampir seluruh pesepakbola di Eropa sudah memasuki persiapan pramusim.
Puasa di tengah kompetisi Liga Indonesia
Tantangan berpuasa juga dialami pesepak bola di Indonesia. Apalagi, puasa kali ini berada di tengah-tengah musim kompetisi. Meski demikian, di Tanah Air, operator liga maupun manajemen klub melakukan penyesuaian jadwal pertandingan maupun latihan agar puasa para pemain tidak terganggu.
PT Liga Indonesia mengubah jadwal pertandingan Liga Super Indonesia. Jika biasanya bergulir pukul 15.00 dan 19.00, kini selama Ramadan semua pertandingan digelar pukul 21.00 malam WIB. Selain itu, PT Liga memutuskan tak ada pertandingan ISL di 10 hari awal puasa.
Tetapi, klub tetap mengingatkan para pemainnya untuk menjaga kondisi selama puasa dengan berlatih fisik. Salah satunya diungkapkan oleh dokter tim Persib, Raffi Ghani.
“Puasa jangan dijadikan halangan. Asupan makanan tetap sama, hanya waktunya saja yang beda. Usahakan olahraga pagi dan sore hari jelang berbuka. Jika memungkinkan, lakukan juga kegiatan fisik malam hari usai berbuka puasa,” ujarnya.
Hal serupa dilakukan oleh Persija. Pelatih Macan Kemayoran, Benny Dollo, juga meminta para pemainnya menjaga stamina dan kondisi tubuh selama istirahat di rumah.
“Sebelum libur puasa, saya akan ukur lingkar badan semua pemain. Walaupun tidak berlatih bersama-sama, pemain harus menjaga kondisi dengan berlatih di rumah masing-masing. Di bulan puasa harus benar-benar menjaga kondisi tubuh,” katanya.
Di kubu Sriwijaya FC, pelatih Kas Hartadi juga cukup dipusingkan dengan jadwal pertandingan yang padat dan berat di bulan puasa. Menjaga kebugaran fisik menjadi sebuah keharusan bagi seluruh pemainnya di bulan puasa.
“Kami akan menjalani empat pertandingan berat di bulan puasa, yakni PSPS Pekanbaru, Persija, Barito dan Persiba. Kami sangat berharap kondisi pemain prima dan bugar. Yang jelas, tak mungkin kami memberikan latihan fisik berat di bulan puasa,” katanya.
Jika memang seseorang memiliki pekerjaan yang menguras fisik dan stamina, diperbolehkan tidak berpuasa dan menggantinya di lain hari atau membayar fidyah. Namun akan lebih baik jika puasa tetap dijalankan karena sejatinya bulan puasa bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk bekerja atau beraktivitas.
Sumber:  Bola.inilah.com

Selasa, 02 Juli 2013

Teori Relativitas Waktu - Albert Einstein

Kita tahu bahwa Teori Relativitas Einstein ada dua macam yaitu teori relativitas khusus dan teori relativitas umum. Berdasarkan teori relativitas khusus menunjukan bahwa kecepatan membuat waktu bersifat relative. Bila suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan mengalami pemoloran atau melambatnya waktu, fenomena ini disebut dengan delatasi waktu, sedangkan teori relativitas umum mempostulatkan bahwa gravitasi membuat waktu menjadi relative. Waktu akan berjalan lebih lambat di daerah yang gravitasinya lebih besar. Inti dari kedua teori ini adalah waktu yang bersifat relative. Cobalah ikuti artikel dari kaisnet.wordpress.com 

Apabila ada manusia yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya atau berjalan di daerah yang gravitasinya lebih besar dari gravitasi bumi misalnya matahari (ini cuma pengandaian) maka waktu akan berjalan lambat begitu pula fungsi biologi dan anatomi tubuhnya serta semua pergerakan yang terkait dengan atom-atom penyusun tubuhnya. Percobaan yang dilakukan di British Nasional Institute of Physics telah menguatkan fakta tersebut, penelitinya John Laverty, mencocokkan dua jam yang menunjukan waktu yang sama (dua jam tersebut memiliki tingkat ketelitian yang optimal, perkiraan kesalahan kira-kira tidak lebih dari 1 detik dalam 300.000 tahun). Salah satu jam ini disimpan dalam Laboratorium di London, jam yang lainnya dibawa dalam penerbangan pulang pergi antara London dan Cina. Kita tahu bahwa semakin tinggi suatu pesawat maka pengaruh gravitasi bumi semakin kecil,sehingga berdasarkan teori relativitas umum waktu akan berjalan lebih cepat di atas pesawat. Perbedaan gravitasi antara orang yang terbang di udara dengan orang yang berada di atas permukaan bumi tidaklah begitu mencolok walaupun tetap ada perbedaan itu sangat kecil sekali sehingga perbedaan ini hanya dapat dilihat dengan alat yang memiliki tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Ternya dari penelitian ini didapatkan bahwa jam yang berada diatas pesawat berjalan lebih cepat satu per lima puluh lima milar detik, biarpun hasilnya sangat kecil tetap saja ada perbedaan kecepatan jam.selain dari bukti di atas, juga ada bukti yang lainnya lagi, yaitu Sepasang bintang yang mengorbit satu sama lain hampir 7 ribu tahun cahaya membuktikan kebenaran dari teori relativitas yang ditemukan oleh Albert Einstein. Seperti yang dilansir oleh The Telegraph (26/4), hal ini pertama kali diketahui oleh para astronom yang mengukur semburan energi yang dihasilkan dari masing-masing bintang neutron tersebut. Hasilnya, gaya gravitasi yang diciptakan ternyata mampu menciptakan sebuah kerutan terstruktur yang membuktikan kebenaran teori Einstein yang ditemukannya pertama kali tahun 1915. Hasilnya, bintang neutron ini memiliki gravitasi 300 miliar kali lebih besar dari yang dimiliki oleh Matahari kepada Bumi. Padahal, jarak antar bintang ini hanyalah 19 kilometer saja. Diyakini, akibat dari gaya ini, kedua bintang tersebut pun akan saling mendekat dan menciptakan energi yang semakin kuat. Saking kuatnya, energi ini pun akan terasa pula hingga ke Bumi. Teori relativitas Einstein sendiri menjelaskan bagaimana gravitasi sebagai sebuah gaya yang disebabkan karena kehadiran dari massa dan energi. Sejak dikeluarkan hampir seabad yang lalu, tak ada satu teori pun yang bisa membantah teori relativitas ini. Meski begitu, para fisikawan masih belum percaya bahwa teori Einstein ini dapat berdiri sendiri. Mereka yakin bahwa masih ada lagi beberapa teori terkait di alam semesta ini yang turut menyokong kebenaran teori relativitas tersebut. Hanya saja, terlalu luasnya alam semesta masih menjadi penghambat para peneliti. Hingga saat ini, alih-alih menemukan sebuah teori gravitasi baru, para peneliti masih kesulitan menemukan teori turunan dari teori relativitas ini. Ini menunjukan bahwa waktu memang bersifat relative.


Cobalah sekarang kita menengok kitab suci kita Al-Qur’an;

“ Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij 70:4)
Jika bumi sebagai acuan, relativitas terjadi mungkin karena tempat yang tinggi karena ada istilah naik pada ayat diatas, juga bisa terjadi karena kecepatan para malaikat dan jibril yang mendekati kecepatan cahaya karena malaikat dan jibril bahan dasarnya atau diciptakan dari cahaya. Sehingga waktu mengalami pemoloran satu hari molor menjadi lima puluh ribu tahun dibumi.
Atau ayat berikut ini

“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Sajdah 32:5).
Ayat ini juga menunjukan pemoloran waktu, yang disebabkan perbedaan ketinggian karena ada istilah naik, sehingga waktu langit berbeda dengan waktu bumi.

Bagi orang yang beriman sebenarnya dua contoh ayat diatas gak ada masalah.
Namun bagi orang yang ingin memperdebatkan ayat tersebut dan beranggapan atau mengasumsikan bahwa waktu sama disemua tempat dan semua media yang dapat kita bayangkan di alam semesta ini, maka hal itu akan jadi masalah dan merupakan sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal. Lawong satu hari kok lamanya sama dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun. Mestinya satu hari ya 24 jam yaa kan?.

Dalam Al-Qur’an disebutkan juga bahwa orang yang telah meninggal jika dibangkitkan kembali akan berfikir bahwa waktu mereka didunia sangatlah singkat.
Naaah, dengan memahami teori relativitas pertanyaan yang membingungkan tentang waktu yang satu hari setara dengan seribu tahun atau bahkan lima puluh ribu tahun dapat diterima akal dengan sebaik-baiknya. Kecuali bagi orang-orang yang ingin mengingkarinya.
Dan ingatlah pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (didunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan,sesungguhnya orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. Yunus 10:5)
Dan Allah berfirman,”berapakah tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?. Mereka menjawab “kami tinggal dibumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitug” (QS. Al-Mu’minun 23:113)