Rabu, 12 Juni 2013

Bulu Babi

mau ngepost tentang pengetahuan aja ya,,,

Tahukah Anda apa yang disebut dengan bulu babi? Jika Anda mengira bulu babi adalah bagian dari tubuh babi, sepenuhnya Anda salah. Sebab bulu babi justru merupakan nama binatang lainnya yang tak hanya hidup di daratan tetapi juga sanggup hidup di lautan. Bulu babi adalah istilah yang sering digunakan masyarakat awam. Sementara itu para ilmuan menyebutnya Echinoidea atau lazim juga disebut landak laut. Binatang ini memiliki bentuk tubuh yang membundar. Dan hampir semua permukaan tubuhnya dipenuhi dengan duri yang bisa bergerak. Terdapat kurang lebih 950 jenis bulu babi yang sudah ditemukan. Habitat hidupnya berada di wilayah pasang surut hingga kedalaman laut maksilmal 5.000 meter.
Komposisi kimia mengenai landak laut telah diteliti oleh Meyer pada tahun 1914. Meyer mengambil sampel Echinus esculentus dan Spatangus purpureus. Pada Echinus escelentus mengandung 73,5 % air, substansi kering terdiri dari 8,37 % protein, 7,11 % karbohidrat, 0,68 % lemak dan 83,31 % abu (mineral). Sedangkan pada Spatangus purpureus yaitu 55,01 % air, dan 44,99 % substansi kering. Substansi kering tersebut terdiri dari 9,07 % protein, 1,62 % lemak, 6,64 % karbohidrat dan 78,58 % mineral (Hyman, 1955). Menurut penelitian Nurwulan (2003), kandungan nutrien dari landak laut adalah 12,30 % protein, 1,96 % lemak, 1,19 % karbohidrat, 7,38 % mineral, dan 75,27 % air. Sedangkan pada cumi-cumi (Loligo sp.) kandungan nutrien adalah 12,41 % protein, 0,22 % lemak, 0,32 % karbohidrat 0,38 % mineral, dan 85,17 % air. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kandungan protein pada landak laut setara dengan cumi-cumi, yang hanya mempunyai selisih sebesar 0,11%. Gonad merupakan bagian dari organ reproduksi organisme. Di dalam gonad landak laut terdapat sel telur yang nantinya akan dikeluarkan untuk melakukan proses reproduksi di dalam air (eksternal). Gonad dari landak laut bertekstur kompak, padat, tidak berlendir, dan berwarna kuning cerah. Gonad landak laut dikonsumsi penduduk Medeterania, Amerika Selatan, Filipina dan beberapa wilayah Indonesia seperti NTT dan Kendari. Bahkan Jepang mengimport gonad landak laut dari berbagai penjuru dunia dan mempunyai peternakan landak laut yang luas. Semua landak laut adalah hewan dioecius (berumah dua). Pada setiap landak laut terdapat gonad yang berjumlah 5 buah. Umumnya gonad landak laut menggantung sepanjang interambulakral, tetapi kebanyakan dari gonad landak laut tidak teratur. Pada bagian interambulakral posterior terdapat gonoduct (saluran gonad) yang memperluas daerah aboral dari setiap gonad dan membuka terus lokasi gonopore pada salah satu dari 5 genital plate. Beberapa lubang sand dollar mempunyai genital papillae yang panjang, yang berfungsi untuk mengatur dalam pelepasan sel telur atau sperma atas ke luar tubuh (Ruppert dan Barnest, 1994).


Ada beragam jenis bulu babi. Spesies yang populer dijumpai antara lain Diadema Antillarum, Strongylocentortus, Spatangus, Echinarachnius dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, jika dibedakan dari varian warnanya, maka bulu babi terdiri dari bulu babi berwarna hitam, coklat, ungu, merah dan juga hijau. Binatang ini mengkonsumsi ganggang atau alga untuk bertahan hidup. Karena makanan yang sehat, tidak heran jika kemudian telu bulu babi mengandung protein sehat yang tinggi bahkan mencapai angka 70%. Selain itu, telur bulu babi juga mengandung senyawa lain seperti zat besi, mineral juga asam amino. Sayangnya, meski memiliki potensi gizi yang unggul, bulu babi masih sering dianggap sampah laut dan dicap pengganggu. Para petani biasanya BUlumenanamnya di dalam pasir agar tidak menusuk. Bulu babi juga dianggap mengganggu pertumbuhan karang dan menyusahkan para penyelam dengan bulu tajamnya. Sementara itu, di Negara lain, bulu babi telah menjadi salah satu komoditas laut yang cukup menjanjikan. Di Negara seperti Mediterania, New Zeland, dan Amerika Utara, bulu babi lazim dikonsumsi mentah bersama perasan jeruk lemon. Sementara itu di Jepang, bulu babi populer sebagai pelengkap kuliner sushi juga sashimi. Jika membandingkan dengan potensi laut Indonesia, maka seharusnya bulu babi tak hanya dijadkan sampah melainkan berkah ekonomi bagi masyarakat kita. Terlebih, laut kita merupakan habitat binatang laut yang lengkap termasuk si bulu babi. Dengan komposisi senyawa yang dikandungnya, bulu babi cukup bergizi untuk di konsumsi. Tak hanya itu, binatang ini juga terbukti mampu menyembuhkan beberapa jenis penyakit misalnya mereduksi kolesterol jahat dalam darah, menurunkan tekanan darah, memperbaiki sistem metabolisme, menambah vitalitas, dan maih banyak lagi lainnya. Sementara itu, tak hanya bagian telur yang berguna. Sebab hampir semua bagian tubuh bulu babi memiliki manfaat. Sebut saja cangkangnya, bagian ini bisa diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai paka ternak. Tak hanya itu, bagian cangkang juga bisa dijadikan produk kerajinan berkualitas tinggi. Sementara tu bagian lain seperti usus juga sangat baik diolah menjadi pupuk organik. Landak Laut dapat hidup di perairan dangkal hingga pesisir pantai. Duri-durinya yang berwarna hitam dan menjunjung ke segala arah membuat banyak orang khawatir untuk mendekatinya. Rasa khawatir itu wajar, dan memang diperlukan, karena duri-duri tersebut dapat menimbulkan trauma mekanik pada kulit dan -pada beberapa spesies landak laut- mengandung racun. Seandainya bila kita sempat melihat kehadiran landak laut ini, tentunya kita akan menghindar. Namun, apabila kita tidak melihat dan tanpa sengaja menginjak bulu-bulu itu – Auch!- rasa sakit langsung menjalar dari lokasi luka. Penanganan yang tepat perlu langsung diberikan karena -dalam beberapa kasus- racun dari Bulu Landak dapat menyebabkan henti nafas. Duri-duri hitam yang menjulang di sekujur tubuh Landak Laut merupakan senjata proteksi diri yang luar biasa. Duri-duri ini tersusun dari kalsium karbonat. Secara mekanik, bulu-bulu tersebut dapat melukai kulit yang mendekatinya. Sering kali, bulu itu akan melekat pada kulit. Meskipun sebagian duri bisa dikeluarkan, namun sering kali masih terdapat sisa yang tertinggal di kulit. Sisa duri ini sering menimbulkan gejala nyeri dan reaksi tubuh. Di samping menimbulkan nyeri dan reaksi tubuh, luka oleh karena duri tersebut juga dapat menimbulkan infeksi sekunder. Selain proteksi secara mekanik, pada beberapa spesies Landak Laut, duri dan pedikel-pedikelnya mengandung racun. Racun ini mampu mengalir melalui darah dan menimbulkan reaksi dalam tubuh, salah satunya kejang dan kesusahan bernafas.

Jika tanpa sengaja menginjak Landak Laut, langkah-langkah berikut dapat Anda lakukan :
1.      Segera menjauh dari Landak Laut dan mencari pertolongan.
Sesegera mungkin Anda menghindari daerah tempat kejadian karena bisa saja masih terdapat Landak Laut lainnya di sekitar lokasi tersebut.
2.      Sisihkan duri yang menempel pada kulit.
Meskipun sudah berusaha untuk membersihkan, sering kali bagian ujung duri masih berada di dalam kulit. Anda dapat menghancurkan ujung duri yang kecil tersebut hingga menjadi serpihan-serpihan yang sangat kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Dalam kasus tertentu -jika sisa duri yang tertinggal berada di sendi-sendi jari- pertolongan medis diperlukan untuk melakukan pengambilan sisa duri dengan menggunakan pinset dan alat bedah sederhana. Sisa duri yang tertinggal dapat menimbulkan reaksi kulit berupa bengkak granuloma.
3.      Gunakan Amonia cair.
Membedakan mana Landak Laut yang beracun atau yang tidak memerlukan keahlian khusus yang -dalam keadaan yang darurat- sulit dilakukan. Oleh karena itu, kita anggap saja setiap duri pada Landak Laut memiliki racun. Racun yang terdapat pada duri Landak Laut mampu dinetralisir dengan pemberian Amonia. Namun, sangat jarang masyarakat menyiapkan diri dengan membawa Amonia cair saat berjalan-jalan di pantai. Untungnya, amonia cair secara alami sangat mudah ditemukan, yaitu terdapat pada air kencing (urin). Benar! Kebiasaan masyarakat kita yang memberikan air kencing pada saat terkena duri Landak Laut tampaknya memiliki dasar ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan mengalirkan air kencing (sebaiknya air kencing sendiri saja, ya) diharapkan racun dapat dinetralisir dengan segera. Ada hal yang perlu diperhatikan setelah pemberian “amonia cair alami” tersebut, yaitu segera melakukan perawatan ke pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
4.      Suntikan Anti Tetanus
Apabila Anda memiliki riwayat imunisasi Tetanus lebih dari 5 tahun, dan selama perjalanan menuju tempat pelayanan kesehatan melewati tempat yang tidak bersih, maka sangat disarankan untuk mendapatkan suntikan Anti Tetanus. Salah satu contoh suntikan Anti Tetanus adalah Tetagam.
5.      Redakan nyeri dengan air hangat
Sambil menunggu perawatan medis, Anda dapat mengurangi rasa nyeri dengan memasukan bagian yang terluka ke dalam air hangat. Jika merendam bagian yang terkena duri tidak dapat dilakukan, maka kompres dengan air hangat juga membantu mengurangi rasa nyeri.

Proyek penelitian sekarang ini sudah banyak yang mengarah pada bagaimana sistem imun dari bulu babi ini bekerja. Sebagai perbandingan, manusia terlahir dengan imunitas alami dan juga dilengkapi dengan imunitas tambahan sepanjang waktu, yang diproduksi oleh antibodi tubuh dalam merespon berbagai macam infeksi. Sedangkan bulu babi hanya mempunyai imunitas alami, dengan 10 sampai 20 kali gen lebih banyak dari manusia. Harapannya adalah dengan mengkaji bulu babi akan menyediakan sebuah set baru antibodi dan antiviral untuk melawan berbagai macam penyakit. Para peneliti banyak menggunakan bulu babi untuk mengkaji penyakit seperti kanker, penyakit Alzheimer, dan penyakit Parkinson.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

budayakan komentar yang baik ya?... :)