mau ngepost tentang pengetahuan aja ya,,,
Tahukah Anda apa yang
disebut dengan bulu babi? Jika Anda mengira bulu babi adalah bagian dari tubuh
babi, sepenuhnya Anda salah. Sebab bulu babi justru merupakan nama binatang
lainnya yang tak hanya hidup di daratan tetapi juga sanggup hidup di lautan.
Bulu babi adalah istilah yang sering digunakan masyarakat awam. Sementara itu
para ilmuan menyebutnya Echinoidea atau lazim juga disebut landak laut.
Binatang ini memiliki bentuk tubuh yang membundar. Dan hampir semua permukaan
tubuhnya dipenuhi dengan duri yang bisa bergerak. Terdapat kurang lebih 950
jenis bulu babi yang sudah ditemukan. Habitat hidupnya berada di wilayah pasang
surut hingga kedalaman laut maksilmal 5.000 meter.
Komposisi kimia mengenai
landak laut telah diteliti oleh Meyer pada tahun 1914. Meyer mengambil sampel
Echinus esculentus dan Spatangus purpureus. Pada Echinus escelentus mengandung
73,5 % air, substansi kering terdiri dari 8,37 % protein, 7,11 % karbohidrat,
0,68 % lemak dan 83,31 % abu (mineral). Sedangkan pada Spatangus purpureus yaitu
55,01 % air, dan 44,99 % substansi kering. Substansi kering tersebut terdiri
dari 9,07 % protein, 1,62 % lemak, 6,64
% karbohidrat dan 78,58 % mineral (Hyman, 1955). Menurut penelitian Nurwulan (2003), kandungan
nutrien dari landak laut adalah 12,30 % protein, 1,96 % lemak, 1,19 %
karbohidrat, 7,38 % mineral, dan 75,27 % air. Sedangkan pada cumi-cumi (Loligo
sp.) kandungan nutrien adalah 12,41 % protein, 0,22 % lemak, 0,32 % karbohidrat
0,38 % mineral, dan 85,17 % air. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
bahwa kandungan protein pada landak laut setara dengan cumi-cumi, yang hanya
mempunyai selisih sebesar 0,11%. Gonad merupakan bagian dari
organ reproduksi organisme. Di dalam gonad landak laut terdapat sel telur yang
nantinya akan dikeluarkan untuk melakukan proses reproduksi di dalam air
(eksternal). Gonad dari landak laut bertekstur kompak, padat, tidak berlendir,
dan berwarna kuning cerah. Gonad landak laut dikonsumsi penduduk Medeterania,
Amerika Selatan, Filipina dan beberapa wilayah Indonesia seperti NTT dan
Kendari. Bahkan Jepang mengimport gonad landak laut dari berbagai penjuru dunia
dan mempunyai peternakan landak laut yang luas. Semua landak laut adalah
hewan dioecius (berumah dua). Pada setiap landak laut terdapat gonad yang
berjumlah 5 buah. Umumnya gonad landak laut menggantung sepanjang
interambulakral, tetapi kebanyakan dari gonad landak laut tidak teratur. Pada
bagian interambulakral posterior terdapat gonoduct (saluran gonad) yang
memperluas daerah aboral dari setiap gonad dan membuka terus lokasi gonopore
pada salah satu dari 5 genital plate. Beberapa lubang sand dollar mempunyai
genital papillae yang panjang, yang berfungsi untuk mengatur dalam pelepasan
sel telur atau sperma atas ke luar tubuh (Ruppert dan Barnest, 1994).
Ada beragam jenis bulu babi.
Spesies yang populer dijumpai antara lain Diadema Antillarum,
Strongylocentortus, Spatangus, Echinarachnius dan masih banyak lagi lainnya.
Sementara itu, jika dibedakan dari varian warnanya, maka bulu babi terdiri dari
bulu babi berwarna hitam, coklat, ungu, merah dan juga hijau. Binatang ini
mengkonsumsi ganggang atau alga untuk bertahan hidup. Karena makanan yang
sehat, tidak heran jika kemudian telu bulu babi mengandung protein sehat yang
tinggi bahkan mencapai angka 70%. Selain itu, telur bulu babi juga mengandung
senyawa lain seperti zat besi, mineral juga asam amino. Sayangnya, meski
memiliki potensi gizi yang unggul, bulu
babi masih sering dianggap
sampah laut dan dicap pengganggu. Para petani biasanya BUlumenanamnya di dalam
pasir agar tidak menusuk. Bulu babi juga dianggap mengganggu pertumbuhan karang
dan menyusahkan para penyelam dengan bulu tajamnya. Sementara itu, di Negara lain, bulu babi
telah menjadi salah satu komoditas laut yang cukup menjanjikan. Di Negara
seperti Mediterania, New Zeland, dan Amerika Utara, bulu babi lazim dikonsumsi
mentah bersama perasan jeruk lemon. Sementara itu di Jepang, bulu babi populer
sebagai pelengkap kuliner sushi juga sashimi. Jika membandingkan dengan potensi
laut Indonesia, maka seharusnya bulu babi tak hanya dijadkan sampah melainkan
berkah ekonomi bagi masyarakat kita. Terlebih, laut kita merupakan habitat
binatang laut yang lengkap termasuk si bulu babi. Dengan
komposisi senyawa yang dikandungnya, bulu
babi cukup bergizi untuk di konsumsi.
Tak hanya itu, binatang ini juga terbukti mampu menyembuhkan beberapa jenis
penyakit misalnya mereduksi kolesterol jahat dalam darah, menurunkan tekanan
darah, memperbaiki sistem metabolisme, menambah vitalitas, dan maih banyak lagi
lainnya. Sementara itu, tak hanya bagian telur yang berguna. Sebab hampir semua
bagian tubuh bulu babi memiliki manfaat. Sebut saja cangkangnya, bagian ini
bisa diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai paka ternak. Tak hanya itu,
bagian cangkang juga bisa dijadikan produk kerajinan berkualitas tinggi.
Sementara tu bagian lain seperti usus juga sangat baik diolah menjadi pupuk
organik. Landak Laut dapat hidup di
perairan dangkal hingga pesisir pantai. Duri-durinya yang berwarna hitam dan
menjunjung ke segala arah membuat banyak orang khawatir untuk mendekatinya.
Rasa khawatir itu wajar, dan memang diperlukan, karena duri-duri tersebut dapat
menimbulkan trauma mekanik pada kulit dan -pada beberapa spesies landak laut- mengandung
racun. Seandainya bila kita sempat melihat kehadiran landak laut ini, tentunya
kita akan menghindar. Namun, apabila kita tidak melihat dan tanpa sengaja
menginjak bulu-bulu itu – Auch!-
rasa sakit langsung menjalar dari lokasi luka. Penanganan yang tepat perlu
langsung diberikan karena -dalam beberapa kasus- racun dari Bulu Landak dapat
menyebabkan henti nafas. Duri-duri hitam yang menjulang di
sekujur tubuh Landak Laut merupakan senjata proteksi diri yang luar biasa.
Duri-duri ini tersusun dari kalsium karbonat. Secara mekanik, bulu-bulu
tersebut dapat melukai kulit yang mendekatinya. Sering kali, bulu itu akan
melekat pada kulit. Meskipun sebagian duri bisa dikeluarkan, namun sering kali
masih terdapat sisa yang tertinggal di kulit. Sisa duri ini sering menimbulkan
gejala nyeri dan reaksi tubuh. Di samping menimbulkan nyeri dan reaksi tubuh,
luka oleh karena duri tersebut juga dapat menimbulkan infeksi sekunder. Selain
proteksi secara mekanik, pada beberapa spesies Landak Laut, duri dan pedikel-pedikelnya
mengandung racun. Racun ini mampu mengalir melalui darah dan menimbulkan reaksi
dalam tubuh, salah satunya kejang dan kesusahan
bernafas.
1. Segera menjauh dari Landak Laut
dan mencari pertolongan.
Sesegera
mungkin Anda menghindari daerah tempat kejadian karena bisa saja masih terdapat
Landak Laut lainnya di sekitar lokasi tersebut.
2. Sisihkan duri yang menempel pada
kulit.
Meskipun
sudah berusaha untuk membersihkan, sering kali bagian ujung duri masih berada
di dalam kulit. Anda dapat menghancurkan ujung duri yang kecil tersebut hingga
menjadi serpihan-serpihan yang sangat kecil sehingga dapat diserap oleh tubuh. Dalam kasus tertentu -jika sisa
duri yang tertinggal berada di sendi-sendi jari- pertolongan medis diperlukan
untuk melakukan pengambilan sisa duri dengan menggunakan pinset dan alat bedah
sederhana. Sisa duri yang tertinggal dapat menimbulkan reaksi kulit berupa
bengkak granuloma.
3.
Gunakan Amonia cair.
Membedakan mana Landak Laut yang
beracun atau yang tidak memerlukan keahlian khusus yang -dalam keadaan yang
darurat- sulit dilakukan. Oleh karena itu, kita anggap saja setiap duri pada
Landak Laut memiliki racun. Racun yang terdapat pada duri Landak Laut mampu
dinetralisir dengan pemberian Amonia. Namun, sangat jarang masyarakat
menyiapkan diri dengan membawa Amonia cair saat berjalan-jalan di pantai.
Untungnya, amonia cair secara alami sangat mudah ditemukan, yaitu terdapat pada
air kencing (urin). Benar! Kebiasaan masyarakat kita yang memberikan air
kencing pada saat terkena duri Landak Laut tampaknya memiliki dasar ilmiah yang
dapat dipertanggung jawabkan. Dengan mengalirkan air kencing (sebaiknya air
kencing sendiri saja, ya) diharapkan racun dapat dinetralisir dengan segera. Ada
hal yang perlu diperhatikan setelah pemberian “amonia cair alami” tersebut,
yaitu segera melakukan perawatan ke pelayanan kesehatan untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder.
4.
Suntikan Anti Tetanus
Apabila Anda memiliki riwayat imunisasi
Tetanus lebih dari 5 tahun, dan selama perjalanan menuju tempat pelayanan
kesehatan melewati tempat yang tidak bersih, maka sangat disarankan untuk
mendapatkan suntikan Anti Tetanus. Salah satu contoh suntikan Anti Tetanus
adalah Tetagam.
5.
Redakan nyeri dengan air hangat
Sambil menunggu perawatan medis,
Anda dapat mengurangi rasa nyeri dengan memasukan bagian yang terluka ke dalam
air hangat. Jika merendam bagian yang terkena duri tidak dapat dilakukan, maka
kompres dengan air hangat juga membantu mengurangi rasa nyeri.
Proyek penelitian sekarang ini sudah banyak yang mengarah
pada bagaimana sistem imun dari bulu babi ini bekerja. Sebagai perbandingan,
manusia terlahir dengan imunitas alami dan juga dilengkapi dengan imunitas
tambahan sepanjang waktu, yang diproduksi oleh antibodi tubuh dalam merespon
berbagai macam infeksi. Sedangkan bulu babi hanya mempunyai imunitas alami,
dengan 10 sampai 20 kali gen lebih banyak dari manusia. Harapannya adalah
dengan mengkaji bulu babi akan menyediakan sebuah set baru antibodi dan
antiviral untuk melawan berbagai macam penyakit. Para peneliti banyak
menggunakan bulu babi untuk mengkaji penyakit seperti kanker, penyakit
Alzheimer, dan penyakit Parkinson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
budayakan komentar yang baik ya?... :)